Connect with us

Pada sabtu 25 Juli 2020 telah dilaksanakan pengabdian masyarakat dosen PPKn Jurusan Politik dan Kewarganegaraan FIS UNNES di Desa Jetis Kabupaten Semarang. Dasar kegiatan ini adalah perlunya memantapkan kembali interaksi sosial toleransi di tengah masyarakat. Negara Indonesia dikenal dengan masyarakat yang majemuk.

Oleh sebab itu,  diperlukan saling menghargai dan menghindari permusuhan satu sama lain. Kegiatan ini ditujukan kepada guru-guru yang mengajar yang usia dini seperti TPA, KB, PAUD, dan TK. Interaksi sosial toleransi perlu dikenalkan sejak usia dini disebabkan supaya anak dalam usia dini bisa bersikap peduli dari awal kehidupannya dan terekam sampai kelak menjadi manusia yang dewasa dan bertanggungjawab. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan ditengah pademi covid 19.

Tim pengabdian ini terdiri atas Giri Harto Wiratomo, S.Pd., M.Hum., Dr. Suprayogi, M.Pd., dan Natal Kristiono, S.Pd., M.H. Pada materi pertama diisi pemaparan konsep toleransi dan bentuk-bentuknya oleh Dr. Suprayogi, M.Pd. Interaksi sosial toleransi dapat dilaksanakan melalui internalisasi, pembiasaan, dan keteladaan. Materi kedua diisi dinamika kelompok dan permainan toleransi oleh Giri Harto Wiratomo, S.Pd., M.Hum.

Pemateri memberikan simulasi permainan yang mengandung nilai toleransi. Kegiatan diakhiri dengan refleksi dan penutup. Salah satu luaran pengabdian ini adalah guru dapat memetakan bentuk-bentuk toleransi dan intoleransi di sekolah serta merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang berwawasan interaksi sosial toleransi menyesuaikan dengan perkembangan anak usia dini.

Berdasarkan hasil dialog dengan guru mengajar pada usia dini, materi yang dapat disisipkan nilai toleransi yaitu pada materi tentang agama dan keluarga. Kendala pemantapan toleransi adalah kadang terjadi miskomunikasi antara pihak sekolah dan orang tua dalam membelajarakan toleransi sejak dini.

Bentuk-bentuk toleransi sejak usia dini yaitu anak bersikap baik, memahami perbedaan, tidak mudah marah dengan temannya, menghibur teman yang menangis, dan mau berbagi makanan serta mainan. Bentuk-bentuk intoleransi sejak usia dini yaitu marah, mudah mengejek, dan mengolok-olok temannya.

Rahmat Petuguran adalah pemimpin redaksi PORTALSEMARANG.COM. Selain aktif di dunia jurnalistik, ia juga aktif menjadi peneliti bahasa. Sebagai peneliti bahasa ia menekuni kajian sosiolinguistik dan analisis wacana. Kini sedang melanjutkan studi di Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora (Linguistik) Universitas Gadjah Mada.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending