Connect with us

Pemalang – Ujian Nasional merupakan salah satu evaluasi pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa pada jenjang pendidikan. Indonesia sudah lama menerapkan sistem Ujian Nasional (UN) sebagai ujian yang wajib diikuti setiap peserta didik yang hendak meneruskan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Kabar Ujian Nasional (UN) akan dihapus menuai Pro dan Kontra pada pihak yang berkepentingan didalamnya, salah satunya pada guru pengampu mata pelajaran matematika UN pada salah satu sekolah.

Guru matematika bernama Dyah Kusumaningtyas misalnya, ia tidak menghendaki UN dihapuskan karena siswa tidak lagi mendapatkan tantangan untuk belajar sehingga dapat menurunkan semangat belajar dan penurunan kualitas belajarnya.

“Ketika guru dengan gigihnya melakukan latihan berulang kali dan pendisiplinan belajar pada siswa, dimanakah letak tantangan untuk siswa apabila Ujian Nasional dihapuskan?” kata Dyah saat ditemui, (19/05/2020).

Guru sangat menyayangkan apabila UN dihapuskan dan mengaku bahwa tolak ukur nilai dirasa lebih memotivasi peserta didik dalam mengembangkan prestasi pada mata pelajaran yang diujikan dalam UN.

“Siswa usia remaja awal masih menggunakan tolak ukur nilai dalam mengukur keberhasilan belajarnya sehingga dengan adanya ujian nasional sangat mendukung kebutuhan belajar siswa dengan giat dan gigih untuk mendapat nilai yang optimal,” sambung Dyah.

Rencana penghapusan ujian nasional bagi guru matematika dinilai tidak efektif karena akan berpengaruh pada nilai matematika siswa yang terus menurun dan menjadikan semangat mempelajari mata pelajaran tersebut menjadi semakin berkurang.

“Siswa yang diajarkan matematika dari awal masuk sampai mau lulus saja banyak yang tidak bisa, ditambah dengan tidak diasahnya kemampuan dari awal. Keuntungan adanya ujian nasional bagi siswa salah satunya mereka dapat mengulas kembali pelajaran matematika dari awal sehingga akan berguna karena ilmu matematika sangat bermanfaat di kehidupan nyata,” tambahnya.

Sementara itu, Agung, guru matematika lainnya mengungkapkan bahwa saat ini siswa semakin tidak membutuhkan mata pelajaran matematika yang dahulu sangat ditakutinya pada saat ujian nasional dan sekarang siswa tidak lagi bersungguh-sungguh dalam pembelajaran matematika, bahkan tidak sedikit siswa yang sengaja membolos sekolah dikarenakan tidak menyukai mata pelajaran yang sulit dan tidak digunakan dalam mengukur nilai prestasinya.

“Dahulu siswa sangat serius dikelas saat pembelajaran matematika dimulai, bahkan semuanya sangat antusias didalam memahami setiap materi yang disampaikan oleh guru. Siswa yang tidak masuk pada jadwal pembelajaran matematika pasti akan meminta temannya untuk merekam penjelasan didalam kelas karena menurutnya apabila tidak diterangkan secara langsung, maka tidak akan paham. Tetapi saat ini siswa justru sangat menyepelekan matematika, bahkan banyak siswa yang sengaja membolos agar tidak menerima materi pada saat pembelajaran matematika,” ujarnya, (10/06/2020).

Mereka berharap agar pemerintah tidak menghapuskan UN agar peserta didik terus termotivasi dan tidak mengabaikan setiap mata pelajaran yang diajarkan oleh gurunya, mereka juga berharap dapat melaksanakan kewajiban sebagai guru seperti sediakala yang terus mengasah kemampuan peserta didiknya menjelang Ujian Nasional.

 

 

[Fauziyah Umi Awaliyah]

Berita ini merupakan hasil belajar peserta mata kuliah jurnalistik Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, FIP UNNES.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending