Banyumas – Terbilang sejak Senin (16/3/2020), hampir 2 bulan lebih seluruh sekolah mengganti sistem pembelajarannya dari konvensional (tatap muka) ke pembelajaran daring atau online. Tak terkecuali Sekolah Menengah Pertama di Banyumas. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi penyebaran virus corona di lingkungan sekolah.
Kegiatan lockdown di masa pandemi seperti ini memaksa cara belajar siswa berubah, dari konvensional seperti tatap muka, diganti pembelajaran daring, namun sejauh ini cara yang diterapkan kebanyakan dengan pemberian tugas secara berkala oleh guru.
“Karena tugasnya tidak setiap hari, jadi waktu belajar lebih banyak, dan waktu untuk mengerjakan tugasnya juga lebih banyak. Misal tugas matematika, kami diberi tugas di setiap hari jumat, dan tugasnya juga beragam, ada pilihan ganda, dan kuis,” ujar Hanif, salah satu siswa SMP Negeri 3 Banyumas. (20/5/2020)
“Karena sekolah saya menyarankan melakukan pembelajaran dengan media tugas online, foto tugas dan dikirim dengan media whatsapp,” imbuh Hanif.
Hal serupa juga diutarakan Ramdan, salah satu siswa di SMPN 2 Somagede, Banyumas. Materi dan Tugas diberikan kepada siswa lewat aplikasi sosial media tersebut.
Tugas merupakan salah satu cara yang dapat membuat siswa untuk belajar, karena mau tidak mau siswa harus membaca materi terlebih dahulu sebelum menjawab tugasnya. Namun siswa juga memiliki waktu yang banyak untuk menyelesaikan tugas tersebut, karena biasanya hanya ada 1 tugas perminggunya.
Sebagai contoh, tugas mata pelajaran matematika, pada minggu ini, siswa disuruh membaca materi berbentuk pdf yang diberikan oleh guru. Lalu pada minggu depan, siswa mengerjakan tugas yang diberikan, Selanjutnya siswa diminta memotret tugasnya dan dikirim lewat aplikasi whatsapp. Adapun tugas di pelajaran lain, seperti mengerjakan soal di LKS, merangkum materi, maupun mengerjakan soal pilihan ganda atau kuis dengan platform yang ada.
“Tugas yang diberikan guru sebenarnya tidak terlalu mudah, karena biasanya soal yang diberikan adalah soal yang banyak tersedia di google, dan terkadang soalnya sedikit sulit dipahami, karena banyak yang tidak sesuai dengan materi yang diberikan guru,” ujar Hanif, senada dengan Hanif, Ramdan pun mengutarakan hal yang kurang lebih sama.
Siswa juga kadang mengalami kesulitan ketika memahami materi, karena kebanyakan materi yang diberikan adalah materi berbentuk tulisan.
“Kadang materi susah dipahami, karena biasanya ada materi tulisan yang tidak ada contoh soalnya seperti matematika, tapi ada juga materi tulisan yang mudah dipahami seperti bahasa inggris karena materi diberikan sedikit demi sedikit,” tutur Hanif.
Pandemi yang tak kunjung berakhir, memaksa siswa untuk tetap belajar dirumah, entah sampai kapan. bahkan sampai akhir semester sepertinya masih akan melakukan pembelajaran mandiri di rumah secara daring.
Harapan dari siswa, semoga virus corona cepat hilang dan kegiatan belajar bisa dilakukan di sekolah kembali, karena materi yang dijelaskan oleh guru lebih mudah dipahami.
[Ilham Yusuf Fanani]
Berita ini merupakan hasil belajar peserta mata kuliah jurnalistik Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UNNES.
-
Muda & Gembira10 years ago
Kalau Kamu Masih Mendewakan IPK Tinggi, Renungkanlah 15 Pertanyaan Ini
-
Lowongan10 years ago
Lowongan Dosen Akademi Teknik Elektro Medik (ATEM), Deadline 24 Juni
-
Muda & Gembira10 years ago
Inilah 10 Sifat Orang Ngapak yang Patut Dibanggakan
-
Muda & Gembira10 years ago
Sembilan Kebahagiaan yang Bisa Kamu Rasakan Jika Berteman dengan Orang Jepara
-
Muda & Gembira10 years ago
SMS Lucu Mahasiswa ke Dosen: Kapan Bapak Bisa Temui Saya?
-
Muda & Gembira11 years ago
Inilah 25 Rahasia Dosen yang Wajib Diketahui Mahasiswa
-
Kampus11 years ago
Akpelni – Akademi Pelayaran Niaga Indonesia
-
Kampus13 years ago
Unwahas – Universitas Wahid Hasyim