Connect with us

GROBOGAN – Ungkapan “Grobogan Sak Karepmu Dewe” viral di media sosial Facebook setelah akun bernama Iyant Re mengunggah foto seorang Dokter yang memakai masker dengan memegang kertas bertuliskan “Grobogan Sak Karepmu Dewe” (17/5/2020).

Unggahan tersebut menjadi viral karena di tengah pandemi Covid – 19 dan himbauan pemerintah pusat mengenai Physical Distancing tidak terlaksana dengan baik di Kabupaten Grobogan. Kabupaten Grobogan sampai saat ini (11/6/2020) masih berada di zona merah dengan total kasus positif Covid – 19 berjumlah 29 orang, 13 orang sembuh dan 4 di antaranya meninggal dunia. Akan tetapi aktivitas masyarakat Grobogan masih seperti biasa, banyak kerumunan, tidak menjaga jarak aman, dan tidak mengindahkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta protokoler pencegahan Covid – 19 lainya dengan baik.

Akun Iyant Re menjelaskan bahwa foto tersebut diunggah sebagai bentuk sindiran dan protes keras terhadap masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Grobogan di tengah Pandemi Covid – 19 ini. Didalam unggahan tersebut tertulis “Tempat wisata tutup saja. Kalau tempat makan, buat bukber, umpel-umpelan biar saja. Apa lagi pusat perbelanjaan, losss…….#grobogansakkarepmu.” Unggahan tersebut telah 305 kali dibagikan dan terdapat 124 komentar.

“Grobogan masih berda di zona merah, tetapi aktivitas masyarakat masih seperti biasa, banyak kerumunan, sangat sedikit masyarakat yang mengindahkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan protokoler pencegahan Covid – 19 lainya,” ujar Taufik (24) salah seorang warga Grobogan yang melihat unggahan tersebut, Minggu (24/5/2020).

Menurutnya, masyarakat memiliki peranan penting dalam proses penyebarluasan informasi tentang bahaya Covid-19 ini, dan semoga pandemi ini segera berakhir.

“Setiap elemen masyarakat juga memiliki peran penting guna menyadarkan masyarakat awam ataupun masyarakat yang belum mengetahui tentang bahaya Covid – 19. Semoga pandemi ini segera berakhir dan kehidupan kembali normal di kabupaten Grobogan,” ujar Taufik, Minggu (24/5/2020).

Dengan adanya kritik seperti ini, seharusnya pemerintah Kabupaten Grobogan dapat mengevaluasi dan lebih konsen lagi dalam menyusun kebijakan yang akan diambil mengingat hal ini menyangkut hajat hidup masyarakat Kabupaten Grobogan.

 

[Narendra Rif’an]

Berita ini merupakan hasil latihan peserta mata kuliah jurnalistik dari Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UNNES.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending