Connect with us

News

Meski Tua, Tanjung Emas Tetap Mempesona

Published

on

Pelabuhan Tanjung Emas telah menjadi salah satu titik paling penting bagi Kota Semarang. Pelabuhan ini menjadi salah satu pintu gerbang paling padat, baik bagi manusia yang masuk dan keluar Kota Semarang.

Sebagai gerbang, Tanjung Emas juga menjadi gerbang bagi aneka jenis barang yang akan datang atau dikirim ke kota atau negara lain.

Masalah banjir dan rob memang membayangi pelabuhan ini. Rob merusak sejumlah infrastruktur penting di pelabuhan ini.

Namun, pengelola tak mau kalah.  Demi meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pelabuhan, manajemen Tanjung Emas giat melakukan modernisasi pelabuhan sejak tahun 2010.

Di area pelabuhan Tanjung Emas ini terdapat sebuah Mercusuar bernama  Willem 3. Mercusuar yang terletak di kawasan pelabuhan Tanjung Emas ini merupakan satu-satunya mercusuar di Jawa Tengah.

Menurut catatan inskripsi pada bangunan ini tercatat dibangun pada tahun 1884, dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda dalam rangka menjadikan kota Semarang sebagai kota pelabuhan dan dagang, pada waktu itu sebagai sarana untuk ekspor gula ke luar negeri.

Pelabuhan Semarang dikembangkan untuk prasarana ekspor hasil bumi (terutama gula) oleh pemerintah kolonial. Pada masa itu menjelang akhir abad ke-19, Jawa telah menjadi penghasil gula nomor dua di dunia setelah Kuba.

Meskipun usianya telah mencapai beberapa abad, pesona Tanjung Emas belum akan pudar. Aktivitas ekonomi, sosial, dan hidrologis di sana masih menjadi objek amatan yang mengagumkan. Itu terlihat dari berbagai foto yang dipublikasikan Pemkot Semarang ini.

tanjung emas hening

Walaupun sudah ada penambahan fasilitas pelabuhan Nusantara, Pelabuhan Semarang masih terbatas untuk disandari kapal-kapal berukuran besar.

Pada masa itu, yang bisa merapat/bersandar di Dermaga Nusantara maksimum kapal-kapal dengan draft = 5 m atau berukuran ± 3.500 Ton bobot mati (Dwt). Sedang kapal-kapal dengan draft > 5 m masih harus berlabuh di luar pelabuhan atau di lepas pantai yang jaraknya ± 3 mil dari dermaga.

tanjung emas 2

Karena itu dikenal sebagai Pelabuhan REDE. Sejak 1970, arus kapal dan barang yang melalui Pelabuhan Semarang cenderung semakin meningkat setiap tahun. Menurut data tahun 1970-1983 kenaikan arus barang rata-rata tiap tahun yaitu 10% lebih.

Mengingat keterbatasan fasilitas pelabuhan seperti kedalaman dan lebar alur/kolam yang tidak memadai untuk masuk/keluarnya kapal-kapal samudera, maka Pemerintah menetapkan untuk mengembangkan Pelabuhan Semarang.

tanjung emas 3

Rahmat Petuguran adalah pemimpin redaksi PORTALSEMARANG.COM. Selain aktif di dunia jurnalistik, ia juga aktif menjadi peneliti bahasa. Sebagai peneliti bahasa ia menekuni kajian sosiolinguistik dan analisis wacana. Kini sedang melanjutkan studi di Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora (Linguistik) Universitas Gadjah Mada.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending