Connect with us

Oleh Fauziyah Umi Awaliyah

Guru merupakan sosok teladan yang segala perkataan maupun perbuatannya selalu menjadi contoh peserta didiknya. Guru juga merupakan sosok yang dapat merubah murid menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Peran guru di dalam pembelajaran tidak hanya sebatas memberikan materi lalu menerangkannya kepada murid, guru mempunyai peran seperti orangtua bagi murid di sekolah untuk mendidik dan mengajarkan banyak hal dalam membentuk kepribadian anak yang berkarakter dan berintelektual tinggi.

Dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya, anak berusia 7-15 tahun menghabiskan waktunya untuk bermain dan belajar di sekolah dasar. Hal ini membuat anak bertemu dengan teman-teman dan gurunya setiap hari di sekolah. Karena itu, tidak sedikit dari mereka lebih menurut dan mematuhi perintah dari sang guru daripada orangtuanya.

Terkadang orangtua rela meminta bantuan guru untuk memberi tahu anaknya sesuatu yang seharusnya dilakukan, karena apabila orangtua yang memintanya anak tidak melaksanakannya, namun ketika sang guru meminta anak akan dengan cepat melaksanakannya. Misalnya di saat orangtua meminta anaknya untuk memotong kuku nya yang panjang, perlu nasehat berhari-hari dari orangtua dan belum tentu caranya berhasil. Namun ketika anak diminta untuk memotong kuku oleh gurunya, pada hari itu juga setelah pulang sekolah anak akan memotong kukunya sesuai perintah yang diberikan sang guru.

Di saat guru memberikan materi tentang kepada anak didiknya dan guru memberikan komentar didepan anak didik yang lainnya dikarenakan suara muridnya yang tidak beraturan dan intonasinya yang tidak enak didengar, secara tidak langsung perkataan yang guru sampaikan kepada murid dapat mengganggu perkembangan belajarnya, ini disebabkan karena perkataan yang guru berikan tidaklah membuat hati murid menjadi tenang. Bahkan dapat membuat mental anak menurun, anak akan selalu mengingat perkataan dari sang guru sampai mereka dewasa. Hal yang paling berbahaya yaitu apabila mereka berhenti sekolah dikarenakan mereka berkecil hati dan malu terhadap teman-teman dan gurunya. Guru harus menyadari bahwa hanya perlu waktu satu jam pelajaran saja untuk melatih murid yang tidak bisa di dalam kelas, karena akan perlu waktu seumur hidup untuk memulihkan rasa sakit pada hatinya.

Hal serupa pernah terjadi kepada murid disalah satu sekolah dasar, yang mana dia dipercaya oleh gurunya untuk bernyanyi di acara ulang tahun sekolahnya. Murid tersebut bernyanyi dengan suara yang keras dan tidak enak untuk didengar, namun gurunya hanya memberikan senyuman dan mengatakan bahwa si anak tersebut hebat karena berani tampil di depan umum. Sang murid bangga dan selalu berlatih bahkan si anak rela mengikuti jam tambahan untuk mengasah kemampuannya di bidang seni musik. Setelah berlatih selama 3 tahun lamanya, anak tersebut selalu mendapatkan juara dalam lomba seni musik yang diikutinya.

Dari pernyataan tersebut menggambarkan bahwa prestasi yang didapatkan oleh murid tidak lepas dari motivasi dan dukungan dari sang guru. Karena apabila guru memberikan suatu pujian kepada anak didiknya, sang anak akan lebih termotivasi untuk berlatih dan mengasah kemampuannya tersebut. Bisa jadi murid yang gagal dalam hal tertentu dapat bangkit dan berprestasi, karena semua orang tidak mengetahui kemampuan yang dimilikinya.

Motivasi adalah kondisi psikologis seseorang yang mendorong untuk dapat melakukan sesuatu. Motivasi juga berlaku dalam belajar, yang mana hasil belajar akan menjadi optimal apabila ada motivasi yang tepat dari lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung dan orang yang tepat. Menurut Dimyati & Mudjiono (2002) motivasi dipandang sebagai perilaku manusia termasuk perilaku belajar untuk mendorong mental anak dan mendorong semangat dan prestasi belajarnya.

Solusi untuk permasalahan yang tidak sadar dilakukan oleh guru tersebut yaitu dengan cara guru harus membiasakan memberi pujian dan senyuman terhadap murid. Namun pujian jangan terlalu sering diberikan karena akan membuat murid malas dan tidak ingin menjelajahi diri lebih jauh. Guru harus memberikan pujian kepada muridnya sewajarnya saja dan boleh sesekali memberikan kritikan namun dengan penyampaian empat mata kepada murid yang bersangkutan dan dengan perkataan yang baik sehingga tidak menyakiti hatinya. Selain pujian, guru juga harus memfasilitasi murid yang belum bisa sampai murid bisa dan tidak tertinggal oleh teman-temannya. Biasakan mengajari murid sampai pandai dan jika perlu guru mengadakan jam tambahan seperti les privat untuk mengajari anak dan mengasah kemampuannya.

[Fauziyah Umi Awaliyah]
Artikel ini merupakan latihan menulis di kelas jurnalistik mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, FIP UNNES

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending