Petualanganku beberapa waktu lalu menjejakkanku ke sebuah daerah yang cukup pelosok di daerah Jawa Tengah. Di sana aku memang berniat bertemu dengan teman lamaku yang tinggal di daerah tersebut.
Sebut saja namanya Agus. Dulu dia merupakan sohib kental sewaktu kuliah. Lama tak bertemu, ternyata ada perubahan besar pada dirinya. Perawakannya yang dulu kurus cungkring, kini sudah berubah menjadi lebih berotot. Dulu penampilannya yang kumal, kini jadi tampak keren.
Sempet pangling juga waktu aku melihatnya,”Gus, kok beda jauh dengan penampilanmu yang dulu. Sekarang TOP BGT!” sambil aku mengacungkan kedua jempol.
Dia pun hanya tersenyum simpul menyambut pujianku itu.
Lalu kami ngobrol panjang dan bercerita tentang pengalaman yang kami alami di masa lalu. Ya, semacam bernostalgia sambil saling terkekeh jika melihat begitu “lucu”-nya kami waktu itu.
Sekarang Agus sudah parlente. Bukan itu saja, usahanya pun terbilang sukses sehingga pantas kalau penampilannya kini berbanding lurus dengan tingkat ketajirannya.
Soal urusan penampilan itu, ternyata sohibku yang satu ini memang melakukan banyak treatment. Mulai dari sering nyalon, nge-gym sampai mengkonsumsi suplemen fitness. Hal itu diakuinya mampu berpengaruh besar terhadap perubahan penampilannya yang kini makin kece badai.
Bukan hanya itu, sewaktu aku numpang sholat di kamarnya, kulihat alat perawatan diri berjejer rapi di atas meja, dari parfum branded, pembersih muka, sampai pembersih telinga yang membuatnya kini menjadi pria metropolis idaman setiap kaum hawa.
Belum lagi jika melihat tempat tinggalnya yang kini tampak mentereng dengan mobil sport yang kinclong. Rasanya perbedaan 180 derajat jika membandingkannya dengan dulu sewaktu masih menjadi aktivis mahasiswa yang pergi kemana-mana menggunakan sepeda motor butut.
“Gus gimana kamu bisa berubah sedemikian rupa, apa resep dan rahasianya?” tanyaku waktu itu yang penasaran apa turning point membuatnya bisa berubah seperti sekarang.
Agus kemudian menjelaskan bagaimana kisah hidupnya. Tentu tak serta merta perubahan itu terjadi begitu saja. Tapi yang kutahu Agus adalah tipikal orang pekerja keras dan pantang menyerah. Ia tak akan berhenti sebelum mencapai garis finish.
Dan itu juga yang diutarakannya padaku bagaimana ia merintis bisnis, jatuh-bangkit-jatuh-bangkit-jatuh-bangkit lagi, sempet ketipu, dan sederet pengalaman asem-manis-pahit yang sudah dicecapnya.
Aku merasa takjub dengan perjuangan yang sudah dilakukannya. Dan kurasa ia memang pantas mencapai level seperti sekarang ini.
Hanya satu kurangnya: ia masih menjomblo.
Mungkin dia terlalu FOKUS mengejar impian suksesnya sampai terlupa untuk memikirkan hal yang satu itu.
Akhirul kalam, yang jelas, pertemuanku dengan sahabatku pada sore hari itu penuh makna. Banyak pelajaran yang bisa kupetik darinya sekaligus terus bersyukur dengan keadaan kita seperti apapun keadaannya. Asalkan kita berikhtiar insya Allah selalu ada jalan di depan sana.
image credit: pixabay
-
Muda & Gembira10 years ago
Kalau Kamu Masih Mendewakan IPK Tinggi, Renungkanlah 15 Pertanyaan Ini
-
Lowongan10 years ago
Lowongan Dosen Akademi Teknik Elektro Medik (ATEM), Deadline 24 Juni
-
Muda & Gembira10 years ago
Inilah 10 Sifat Orang Ngapak yang Patut Dibanggakan
-
Muda & Gembira10 years ago
Sembilan Kebahagiaan yang Bisa Kamu Rasakan Jika Berteman dengan Orang Jepara
-
Muda & Gembira10 years ago
SMS Lucu Mahasiswa ke Dosen: Kapan Bapak Bisa Temui Saya?
-
Muda & Gembira11 years ago
Inilah 25 Rahasia Dosen yang Wajib Diketahui Mahasiswa
-
Kampus11 years ago
Akpelni – Akademi Pelayaran Niaga Indonesia
-
Kampus13 years ago
Unwahas – Universitas Wahid Hasyim