Connect with us

Bunda pernah bingung menghadapi masalah alergi pada bayi? Ya, memiliki bayi, tentu harus siap dengan segala kerepotan yang bakal dialaminya. Namun, bagi Ibu tentu merawat bayi bukanlah hal yang merepotkan melainkan menyenangkan. Bahkan bisa dibilang merawat bayi merupakan menjaga titipan Tuhan dan pengorbanan bagi Ibu untuk anaknya.

Mulai dari mengandung selama sembilan bulan sepuluh hari, melahirkan dengan rasa sakit luar biasa, sampai membesarkan hingga tumbuh dewasa. Tak hanya Ibu, Ayah pun juga turut membantu tumbuh kembang bayi dengan membiayai segala kebutuhannya. Terlepas dari rasa sayang orangtua terhadap bayi tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu alergi pada bayi.

Nah, berikut ini adalah beberapa jenis alergi yang sering dialami bayi dan harus Ibu kenali.

Eksim

Bagi Ibu yang memiliki bayi baru lahir, pasti tahu salah satu alergi yang satu ini yaitu eksim. Eksim adalah alergi yang terjadi pada kulit dan umum dialami oleh bayi. Ada berbagai jenis eksim yang menimpa bayi, namun yang lebih sering adalah eksim jenis atopik. Ketika bayi mengalami eksim maka akan muncul ruam atau benjolan merah kecil dan ada yang mengatakan gejala kulit kering.

Memang, ada juga bayi yang tidak mengalami eksim. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh yang berbeda dan beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti faktor genetik dan juga faktor lingkungan. Faktor genetik artinya bersifat keturunan sedangkan faktor lingkungan bisa dipengaruhi oleh kain yang sering menimbulkan iritasi, sabun yang tidak cocok, atau cuaca yang panas.

Eksim pada bayi sedikit berbeda dengan eksim yang diaami oleh bayi yang sudah besar. Menurut NEA, eksim yang dialami bayi dibawah enam bulan cenderung muncul pada bagian kulit kepala, dahi, dan wajah sedangkan eksim pada bayi enam bulan sampai satu tahun terdapat pada lutut dan siku.

Papular urticaria

Apakah papular urticaria itu? Ya, istilah tersebut berarti reaksi alergi pada bayi yang disebabkan oleh gigitan serangga sehingga muncul benjolan ruam. Serangga yang dimaksud ini tak hanya nyamuk, melainkan kutu, kutu kasur, dan sejenisnya. Alergi ini dapat dialami oleh anak usia dua sampai enam tahun dan juga bayi dibawah usia tersebut. Yang perlu Ibu perhatikan, alergi ini dapat bertahan sampai beberapa hari sampai minggu.

Bintik-bintik Merah

Alergi muncul karena tubuh melepaskan senyawa kimia histamin yang memicu kemunculan bintik-bintik merah dan gejala lainnya. Alergi ini terjadi ketika tubuh dikenai substansi tertentu atau pemicu. Bisa juga disebakan oleh lingkungan yang tidak cocok. Yang lebih parahnya, alergi ini dapat menimbulkan rasa gatal dan akhirnya membekas pada kulit. Ukurannya juga beragam dan berwarna merah maupun merah muda. Bintik merah ini juga dapat muncul di bagian tubuh lain maupun pada satu bagian saja.

Alergi pada bayi di atas sering dialami dan akan hilang sendiri seiring bertambahnya usia dan sistem kekebalan tubuhnya. Memang, ada alergi yang tidak memerlukan perawatan khusus. Namun, tetap saja, apabila alergi menimbulkan rasa tidak nyaman pada bayi, Ibu perlu melakukan langkah pengobatan dan mengonsultasikannya pada dokter.

Sebagai upaya meminimalisir risiko alergi, Ibu dapat melakukan beberapa cara seperti membersihkan pakaian bayi menggunakan deterjen hipoalergik, membersihkan kasur bayi setiap minggu, menggunakan sampo, sabun, lotion, dan vacuum benda-benda penyimpan debu di sekitar bayi.

Nah, itulah beberapa alergi pada bayi yang harus Ibu waspdai. Segera konsultasikan dokter ketika bayi Anda mengalami masalah kesehatan ya!

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending