News
TIngkatkan Ketahanan Pangan, Mahasiswa UNNES Adakan Praktik Pembuatan Nugget Daun Kelor

Kelompok mahasiswa Giat 12 Universitas Negeri Semarang gelar kegiatan sosialisasi dan praktik pengolahan daun Kelor menjadi nugget sehat solusi cegah stunting di desa Sukorejo, kecamatan Sukorejo, kabupaten Kendal. Kegiatan yang dilaksanakan pada 7 Agustus 2025 tersebut menargetkan kader PKK dan diikuti oleh 16 peserta, termasuk bidan desa.
Tingginya angka stunting menjadi latar belakang digelarnya sosialisasi ini. Berdasarkan data dari situs resmi kudasakti.kendalkab.go.id pada tahun 2024, terdapat 442 kasus stunting di wilayah kerja Puskesmas Sukorejo 01 dan 140 kasus di Puskesmas Sukorejo 02 yang tercatat Data Sektoral Kabupaten Kendal.
“Angka stunting di sini masih tinggi. Padahal, stunting berdampak jangka panjang pada perkembangan otak, kemampuan belajar, hingga produktivitas anak saat dewasa nanti,” kata Michele Thana Tambingon, Koordinator Mahasiswa Desa.
Sebagai respon terhadap permasalahan tersebut, kelompok mahasiswa GIAT 12 desa Sukorejo membuat sosialisasi dan praktik pengolahan daun Kelor menjadi nugget sehat. Kegiatan yang dimulai pukul 15.30 WIB dan dilaksanakan di Aula Balai Desa ini didampingi oleh bidan desa dan dihadiri kader PKK sebagai peserta sekaligus agen pelaksana.
Kegiatan dimulai dengan penjelasan materi mengenai stunting dan manfaat daun Kelor oleh mahasiswa GIAT 12. “Dipilihnya daun Kelor sebagai bahan dasar nugget karena kandungan gizinya yang tinggi, terutama protein, zat besi, dan vitamin A, yang berperan penting dalam mendukung pertumbuhan anak,” ujar mahasiswa GIAT 12.
Penyampaian materi kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung pengolahan daun Kelor di depan para peserta yang hadir. “Untuk bahan dan bumbu yang dibutuhkan itu ada bawang putih, garam, lada, totole kaldu jamur, daging ayam setengah kilo, daun Kelor 150 gram, telur omega ambil putihnya saja 1, tepung terigu, tepung tapioka, dan tepung panir,” jelas Lailatun Ni’mah, salah satu mahasiswa GIAT 12 yang mempraktikkan proses pengolahan.
“Untuk takaran daun Kelor tadi bisa ditambah lagi agar manfaatnya lebih optimal. Lalu, untuk menghilangkan aroma kelornya bisa menggunakan pala,” saran bidan desa. Kegiatan sosialisasi dan praktik ini diakhiri dengan seluruh peserta diberikan kesempatan untuk mencicipi langsung hasil olahan daun Kelor menjadi nugget sehat ini dan sesi foto bersama. “Harapannya, dengan adanya program kerja pengolahan daun Kelor menjadi nugget sehat, Nugget Kelor dapat dijadikan menu PMT pada kegiatan posyandu di desa Sukorejo, menjadi inovasi pengolahan daun Kelor yang lebih menarik dari biasanya, dan membuat anak berselera makan,” ucap Lailatun Ni’mah.
-
Lowongan10 years ago
Lowongan Dosen Akademi Teknik Elektro Medik (ATEM), Deadline 24 Juni
-
Muda & Gembira11 years ago
Kalau Kamu Masih Mendewakan IPK Tinggi, Renungkanlah 15 Pertanyaan Ini
-
Muda & Gembira10 years ago
Sembilan Kebahagiaan yang Bisa Kamu Rasakan Jika Berteman dengan Orang Jepara
-
Muda & Gembira10 years ago
SMS Lucu Mahasiswa ke Dosen: Kapan Bapak Bisa Temui Saya?
-
Muda & Gembira11 years ago
Inilah 10 Sifat Orang Ngapak yang Patut Dibanggakan
-
Kampus12 years ago
Akpelni – Akademi Pelayaran Niaga Indonesia
-
Muda & Gembira11 years ago
Inilah 25 Rahasia Dosen yang Wajib Diketahui Mahasiswa
-
Kampus13 years ago
Unwahas – Universitas Wahid Hasyim