Pati- Kebosanan selama belajar daring mulai dirasakan oleh para peserta didik setelah mulai diterapkannya kebijakan Work From Home akibat meningkatnya kasus Covid-19 yang mengharuskan segala aktivitas dilakukan dari rumah.

“Saya cukup merasa bosan selama menjalankan pembelajaran daring seperti ini, sebab kebanyakan pembelajaran yang dilaksanakan hanya diberikan tugas yang monoton tanpa diselingi tugas-tugas dalam bentuk lain,” ungkap salah satu Siswi SMA N 1 Tayu, Rabu (27/5/2020).

Pembelajaran secara daring mulai dilaksanakan atas himbauan dari Kemendikbud pada bulan maret lalu seiring telah diumumkannya kasus Covid pertama di Indonesia yang mengharuskan siswa dan guru untuk menguasai teknologi sebagai dasar media pelaksanaan pembelajaran.

Proses pembelajaran daring tidak jauh dari peran guru sebagai pendidik dalam menyampaikan sumber belajar kepada peserta didik dengan cara yang kreatif agar meminimalisir kejenuhan siswa selama belajar secara daring.

“Pembelajaran daring memang mudah terasa membosankan apabila metode dan media yang digunakan tidak variatif, Saya sendiri lebih ke arah kondisional dalam pemberian tugas. Misalnya, ketika anak sudah mulai jenuh atau kurang semangat maka penugasan berupa mind mapping akan saya berikan sehingga sisi kreatif anak dimunculkan dalam mengerjakan tugas,” ujar Lintawati Guru SMA N 1 Tayu, Rabu (27/5/2020).

Kreativitas seorang guru perlu diasah apabila dihadapkan dengan kondisi dimana siswa mulai jenuh dengan metode pembelajaran yang terasa monoton dan membosankan. Sehingga guru harus peka terhadap kondisi dan keinginan peserta didik dalam menjalankan proses pembelajaran.

“Perlu adanya kreativitas selama proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat mengetahui kapan saat yang tepat menerapkan metode yang menyenangkan agar semangat belajar siswa meningkat,” ujar Lintawati..

Memahami kondisi belajar siswa merupakan tugas guru ketika menjalankan proses pembelajaran baik perannnya sebagai sumber belajar maupun pendamping proses belajar sehingga perlu adanya kerjasama antara SDM didalamnya seperti komunikasi guru dengan peserta didik dan orang tuanya.

“Peran semua pihak berpengaruh dalam mengatasi kebosanan selama pembelajaran daring dilaksanakan. Guru memegang kunci penting dalam menjalankan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga meminimalisir rasa bosan pada siswa sedangkan peran orang tua di rumah adalah membimbing berjalannya proses pembelajaran anak serta memonitori kegiatan anak sehingga proses berjalan berlangsung efektif. Tetapi itu semua juga harus diimbangi dengan keaktifan siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran sehingga terwujud keselarasan antara peran seluruh sumber daya didalamnya,” ungkap Nanda Nugraheni Siswi SMA N 1 Tayu, Rabu (27/5/2020).

Peran semua pihak memegang kunci penting dalam melaksanakan pembelajaran daring yang efektif dan menyenangkan sehingga hasil akhir yang hendak dicapai maksimal.

Solusi yang dapat ditempuh atau digunakan dalam mengatasi kendala-kendala dalam proses pelaksanaan pembelajaran daring seperti rasa bosan Siswa cukup banyak apabila Guru mampu mengasah dan menggunakan kreativitasnya.

“Pembelajaran daring seperti ini cukup asing bagi Saya selama menempuh pendidikan, sehingga perlu adanya adaptasi-adaptasi terhadap berbagai hal baru di awal pelaksanaannya. Kendala yang dihadapi Siswa cukup banyak seperti susah sinyal, kurangnya pemahaman materi, hingga timbulnya rasa bosan akibat system pembelajaran yang terasa monoton dan tidak kreatif. Alangkah lebih baik dan menyenangkan apabila pembelajaran daring yang dilaksananakan tidak hanya melulu perihal tugas yang diberikan lalu dikumpulkukan. Namun bisa diganti dengan metode lain, jadwal yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesiapan Siswa agar ada yang menjembatani antara keinginan Siswa dengan kesiapan Guru,” ungkap Nanda.

 [Anggun Cahyaning Wulandari]

Artikel ini merupakan hasil belajar kelas Jurnalistik Mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UNNES.