Malam Ini, Bedah Buku Jin Pohon Sawit

SERING mendengar siswa SD menerbitkan buku? Jika siswa itu dari kota besar seperti Jakarta atau Semarang, tentu biasa. Tapi jika penulisnya adalah puluhan siswa dari Kalimantan, barangkali masih jarang.

Jin Pohon Sawit adalah kumpulan cerita anak siswa SDS Pesona Astra, Kuta Waringin. Kalimantan Tengah. Penulisnya adalah 27 siswa SD di sana. Atas bimbingan Widyo Babahe Leksono, mereka menuturkan pengalamannya.

Cerita yang sederhana, berkutat pada pengalaman sehari-hari, menjadi ciri khas buku ini. Jika Anda baca lebih cermat, bahasa yang digunakan pun sangat sederhana. Tanda baca tak digunakan sebagaimana mestinya, tulisan ekspresi pun muncul di mana-mana.

Inilah pembeda buku Jin Pohon Sawit dengan cerita anak lainnya. Jika biasanya buku anak harus dipoles sebelum diterbitkan, Jin Pohon Sawit dibiarkan utuh apa adanya. Babahe, yang bertindak sebagai guru sekaligus penyunting, membiarkan teks-teks cerita tetap utuh.

“Inilah bahasa anak SD. Saya ingin sajikan tulisan apa adanya supaya pembaca lebih bisa menyelami dunia batin mereka,” katanya.

Judul Jin Pohon Sawit tak bisa lepas dari latar belakang social para penulisnya. Mereka adalah anak-anak perkebunan. Sebagian besar dari mereka adalah anak buruh perkebunan. Sekalipun lahir di Jawa mereka tumbuh dan besar di sana. Maka tidak heran jika lebih dari separuh dalam cerita ini berlatar kebun sawit.

Mengapa buku ini hadir? Bagaimana buku ini menggambarkan suasana batin siswa SD di Kalimantan? Jumat (24/2) ini pukul 19.30 di 106 FBS Unnes, buku ini akan dibedah. Selaian Babahe, akan hadir Suseno WS, dosen sastra Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unnes, Latree Manohara, juga Budi Maryono.

Sementara itu, dua siswa dari SD Pesona Astra telah datang dari bumi Borneo untuk membawakan tari Mandau dan tari Manasai diiringi lagu Kamarungut khas Kalimantan Tengah.