Connect with us

Para penulis cerita pahlwan super menggunakan formula untuk mengembangkan ceritanya. Meski tampak unik satu dengan lainnya, ada formula dasar yang bisa ditemukan dalam cerita pahlawan super. Salah satu pola dasar yang dapat dibaca adalah keterkaitan antara pahlawan, kekuatan, dan pengetahuan.

Jika pahlawan harus memiliki kekuatan super, itu adalah kelumrahan karena cerita-cerita itu ditulis untuk tujuan hiburan. Para penulis mengasumsikan dunia yang tak wajar adalah sebuah keindahan. Oleh karena itu, para pahlawan super dilekati dengan kekuatan yang tak dimiliki kebanyakan manusia.

Selain itu, formula yang digunakan penulis cerita pahlawan super adalah dengan menghubungkan mereka dengan informasi dan pengetahuan. Setidaknya terdapat dua pola menghubungkan pahlawan dengan pengetahuan.

Pola pertama, enjadikan tokoh pahlawan sebagai pekerja pers. Pahlawan dari Krypton bernama Superman misalnya menyamar sebagai wartawan Daily Planet. Di New York, Peter Parker bekerja sebagai fotografer di The Daily Bugle, tetap bertahan di situ meski dibayar kecil dan sering dimarahi.

Pola kedua, mendekatkan mereka dengan dunia riset. Inilah yang dialami pria kesepian dari Gotham bernama Bruce Wyne. Dia diceritakan memiliki divisi riset yang dipimpin oleh Alfred. Adapun playboy kaya bernama Tony Stark dikenal memiliki perusahaan senjata yang maju dan inovatif.

Dengan sedikit variasi, penulis cerita Thor juga menghubungkan pria Asgard itu dengan dunia riset. Dia dipertemukan dengan perempuan bumi yang – tentu bukan kebetulan – bekerja sebagai peneliti. Begitu pula dengan manusia semut alias Antman, meskipun memiliki latar belakang kriminal, dia dipertemukan dengan peneliti handal.

Dunia riset juga tidak bisa dijauhkan dengan Hulk, si monster hijau. Baik Hulk maupun pacarnya sama-sama bekerja sebagai periset. Keduanya sama-sama bergelar Ph.D bidang mikrobiologi.

Kedekatan superhero dengan dunia pengetahuan dapat dipahami dengan dua persepektif.

Dari perspektif penulisan kreatif, para penulis cerita perlu memberikan alasan yang logis yang memungkinkan tokoh super selalu berada dalam pusaran konflik. Dengan menempatkan mereka sebagai wartawan, para penulis termudahkan untuk membuat tokohnya selalu terlibat persoalan aktual.

Dari penulisan kreatif pula, kedekatan superhero dengan pengetahuan memberi penulis kemudahan untuk menjelaskan bagaimana kekuatan super berasal dan bekerja dalam sepanjang cerita. Dialog antartokoh memungkinkan penjelasan-penjelasan yang bersifat kausalitas dibeberkan.

Penjelasan seperti ini diperlukan karena penonton film superhero justru didominasi orang dewasa. Karena film ini diproduksi untuk bioskop, segmentasinya adalah masyarakat perkotaan terdidik. Mereka memerlukan penjelasan yang saintifik agar bisa terlibat dalam cerita.

Penuis komik Jepang Gosho Aoyama mengatur cerita agar Conan bisa dekat dengan Kogoro Mori. Hubungan mereka memungkinkan Conan terlibat berbagai kasus kriminal.

Meskipun dalam beberapa seri keterlibatan Conan terasa dipaksakan, itu jauh lebih baik daripada Power Ranger. Dalam serial Power Ranger, tidak ada penjelasan yang saintifik bagaimana sebuah gelang elektronik jika ditekan akan membuat kostum mereka berubah. Juga tidak cukup ada penjelasan, bagaimana robot-robot kecil bergabung menjadi megazort.

Selain dari perspektif itu, pelibatan superhero dan pengetahuan juga bisa dipahami secara sosiologis. Masyarakat kita kini tampaknya sudah mulai meninggalkan keyakinan bahwa kekuatan super adalah giving, melankan   konskuensi perkembangan teknologi . Kini penonton sudah tidak puas menerima tokoh super yang mendadak sakti karena tersambar petir. Kekuatan super di era kini diperoleh manusia dengan mengakumulasi pengetahuan. Dari pengetahuanlah kekuatan itu berasal. Dan pengetahuan adalah kekuatan super itu sendiri.

Rahmat Petuguran
Pemimpin Redaksi PORTALSEMARANG.COM

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending