Connect with us

Muda & Gembira

Inilah 10 Hal Paling Mengesankan dari Kabupaten Kendal

Published

on

Sebagai warga baru, pindahan dari Tangerang, saya penasaran dengan suasana dan kondisi alam Kabupaten Kendal. Ini kabupaten kecil di barat Kota Semarang. Di barat, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Batang.

Terdorong rasa penasaran itu, bersama seorang teman yang warga asli, saya berkeliling di kabupaten ini. Cukup melelahkan mengunjungi Kaliwungi sampai Weleri dalam satu hari. Beberapa desa sengaja kami singgahi.

Hari berikutnya, saya menyisir daerah utara dan selatan. Di pantai, saya mengunjungi Pantai Ngeboom dan pelabuhan. Medan yang paling berat tentu di selatan. Dari Plantungan, saya menyisir daerah Sukorejo, Patean, Singorojo, sampai Limbangan.

Dari perjalanan itu, saya merangkum 10 hal paling mengesankan dari Kabupaten Kendal.

1. Truk Besar Versus Sepeda Motor

Kabupaten ini ternyata dilintasi jalur pantura, jalur darat paling padat di Indonesia. Jalur pantura berasal dari Kaliwungu di sebelah timur sampai Welereri di Barat.

Yang membuat jalur ini unik adalah banyaknya truk raksasa yang melintas. Ada truk pengangkut bahan makanan, pembawa material bangunan, sampai truk terbuka buat ngangkut mobil dan motor. Semua tumplek blek satu jalur dangan mobil pribadi dan sepeda motor.

2. Kampung Santri di Kaliwungu

Di wilayah timur, Kaliwungu ternyata telah lama berkembang sebagai kota santri. Ada belasan pondok pesantren berdiri di sini. Puluhan ribu santri dari berbagai daerah menimba ilmu agama di sini.

Saat saya masuk ke gang-gang yang lebih kecil, aktivitas para santri ini tampak sangat khas. Dengan sarung dan peci hitam, mereka melakukan aktivitas sehari-hari. Meskipun hari sudah beranjak siang, ada beberapa santri yang masih mengaji kitab kuning dengan bimbingan seniornya.

Sebagian besar pesantren di sini beraliran salaf. Salah satu ulama terkenal di sini bernama KH. Muhammad Dimyati bin Muhammad Amin al-Bantani atau akra disapa Mbah Dim.

 3. Semarak Jajan Seksual di Gambilangu

Meskipun merupakan kota santri, di Kaliwungu juga terdapat lokalisasi. Ini sebuah kontras yang sangat menarik. Jarak antara pusat pesantren dengan Kaliwungi hanya sekitar 5 kilometer.

Lokalisasi Gambilangu sebenarnya terletak di perbatasan. Sebagian masuk wilayah administratif Kota Semarang, sebagian lainnya masuk wilayah administratif Kabupaten Kendal.

Jumlah PSK yang beroperasi di sana, menurut sumber, mencapai 300 orang. Mereka “dipekerjakan” oleh mucikari di wisma-wisma. Konon, umumnya mereka berasal dari luar kota seperti Purwodadi, Indramayu, Batang, dan lainnya.

Yang menarik, Bupati Kendal Widya Kandi Susanti tampaknya akan melindungi keberadaan lokalisasi ini. Seperti ditulis sebuah media nasional, Widya Kandi menganggap para perempuan PSK adalah pahlawan keluarga karena bekerja untuk menafkahi anak-anak. “Apa, Bu?”

4. Jalan Rusak di Pedesaan

Jalan pantura di Kendal memang mulus. Di beberapa ttik bahkan sudah mulai dibeton. Tapi saat masuk kecamatan dan desa, banyak sekali jalan yang rusak.

Menurut beberapa warga yang saya temui, kondisi itu sudah berlangsung bertahun-tahun. Mereka terganggu dengan jalanan yang rusak, namun tidak tahu bagaimana mengusulkannya kepada pemerintah.

 5. Pabrik Gula Tua di Cepiring

Saat melintas di Cepiring, saya tertarik dengan pabrik gula tua. Pabrik gula Cepiring mengalami kemajuan sebelum tahun 1975. Sejak ada program tebu rakyat intensifikasi (TRI) pada tahun tersebut, kinerja pabrik gula Cepiring mengalami kemunduran. Akibatnya, pabrik gula Cepiring ditutup pada tahun 1997.

Keberadaan pabrik gula Cepirng di desa Cepiring membantu mensejahterakan masyarakat setempat. Sebgain tenaga kerja berasal dari desa tersebut.

Bangunan pabrik ini sangat khas. Dengan cerobong asap yang tinggi, bangunan ini akan segera jadi pusat perhatian orang yang melintas.

 6. Rica-rica Menthok

Masih di Cepiring, saya jajan di sebuah warung makan tradisional. Saya panasaran dengan menu khas daerah itu. teman saya yang warga asli Kendal merekomendasikan rica-rica mendtok.

Ewmmm, rasanya memang top markotop. Hampir sama dengan rica-rica ayam, tapi rica-rica menthok lebih kenyal dagingnya. Selain dengan nasi, lauk ini cocok dimakan dengan lontong.

 7. Sentra Jambu Biji di Sukorejo

Di wilayah utara, ada beberapa desa yang selama ini jadi penghasil jambu biji. Para petani banyak yang menual jambu bijinya di tepian jalan. Yang bikin saya terkesan: ukurannya humbo-jumbo!

Menurut warga, jambu yang banyak ditanam adalah varietas getas merah. Jenis jambu ini dagingnya tebal. Kandungan airnya juga lumayan banyak sehingga segar kalau dimakan siang hari (atau karena sedang musim hujan ya?)

Dengan produktivitas yang tinggi, saya menduga jambu dari wilayah Kendal sudah mestinya bisa memasok industry. Ya, siapa tahu perusahaan-perusahaan produsen minuman buah mau menggunakan jambu biji mereka.

 8. Beda, Sifat Warga Kota dan Desa

Kendal utara dan selatan memiliki topografi yang beda. Di utara merupakan kawasan pantai yang datar. Di wilayah ini, tanah didominasi oleh sawah dan perkempungan. Adapun di wilayah selatan, sebagaian besar adalah wilayahnya merupakan perbuktian. Wilayah ini hampir semuanya merupakan tegalan dan hutan.

Saya merasakan, karakter warga di dua wilayah itu juga berbeda. Di utara, warga jauh lebih ramah. Mereka yangtinggal di desa-desa sangat hangat saat diajak bicara. Satu orang warga yang saja ajak bicara bahkan sempat menawari saya mampir. Duh, baiknya…

9. Keindahan Curugsewu

Ada satu tempat wisata di Kecamatan Patean yang membuat saya penasaran. Namanya Curugsewu. Saya menjangkaunya melalui Sukorejo.

Ketika sampai sana, saya terkesan dengan keindahannya. Total ketinggian Curugsewu sekitar 70 meter yang terdiri dari 3 terjunan, masing-masing memiliki ketinggian 45 meter, 15 meter dan 20 meter.

Tempat ini cocok dikunjungi pada sore hari saat udara cerah. Pantas saja, saat saya ke sana ada belasana anak muda yang sedang jalan-jalan.

10. Layanan Catatan Sipil Lama

Kesan saya yang lain terhadap Kendal adalah pelayanan Kantor Catatan SIpil yang lama. Untuk mengurus perpindahan keluarga, saya harus menunggu dua minggu. Padahal semua syarat administrasi telah kami penuhi.

Kondisi ini kadang diperparah dengan pelayana pegawainya yang tidak ramah, enggan ersenyum pada masyarakat. Jauh banget lah sama pelayanan di bank-bank swasta.

Mungkin saja ini terjadi karena mereka masih menempati kantor sementara di daerah Purin. Namun menurut saya, keramahan dan keiklhasan melayani harus segera ditingkatkan. Bagaimana pun, di kantor catatan sipil ini wajah pemerintah kelihatan baik dan buruknya, kan?

Tulisan dikirim oleh:
Ayunda Lintang Martatiwi
, warga (baru) Kelurahan Langenharjo, Kendal

Continue Reading
16 Comments

16 Comments

  1. viccaviiedyan

    January 15, 2015 at 12:42 am

    Saya juga pindahan. Tapi nggak pernah keluar rumah, belom sempet jalan-jalan. 😀

  2. Fatkhul muiz

    January 15, 2015 at 4:51 am

    Selamat datang di kota kami mbak (Kendal),
    Terima kasih atas tulisan anda,saya cukup berkesan membacanya

  3. Wiguna Ahmad

    January 15, 2015 at 6:48 am

    Selamat datang di Kendal mbak, kota ternyaman se Indonesia (kata saya)

  4. yunus

    January 15, 2015 at 7:13 am

    Ada satu lg yg lupa blm di tulis yaitu, banyak lahan sawah di urug jd perumahan.

  5. priyo

    January 15, 2015 at 10:53 pm

    Welcome to my road hell

  6. coco

    January 16, 2015 at 5:11 am

    boleh nambahin ?
    Tiap menjelang masuk tanggal 1 Ramadhan ada dukderan di Kaliwungu, Sebelum Hari Raya ada pasar kembang di Weleri, setelah lebaran ada Syawalan di Kaliwungu 😀
    Selamat datang dan selamat menikmati suasana Kabupaten Kendal 🙂

  7. azwar

    January 18, 2015 at 2:34 am

    selamat datang dikota kelahiran saya.
    alhamdulillah review yang diberikan mengingatkan kembali kota kesayangan saya,skrg sy d jakarta.
    satu momen yg htus d coba adalah perayaan nyadran di daerah tawang, gempolsewu kec rowosari. kl bs nego, ikt kapal nelayan untk bs ikt larung kepala sapi di tengah laut. kl bs pas momen ny.
    ditengah, mbak bs menyaksikan orang” akan berebut kepala sapi ditengah laut, dengan berenang tanpa bantuan alat. sungguh “ngangenin”
    biasany menjelang momen 1 suro dan dapat dipastikan, seluruh keg pemerintahan dan pendidikan akan libur walau bukan tanggal merah.

    • rere

      May 14, 2016 at 5:29 am

      Mksh uda promoin nyadran …. saya kn cah pesisir jd ikut seneng

  8. shinichi

    June 13, 2015 at 3:28 pm

    Good

  9. Budi Santoso

    June 13, 2015 at 3:30 pm

    Nah, pelayanan masyarakat di Kendal rata-rata memang demikian. Petugasnya kurang ramah dan terkesan congkak. Istilah jawanya “ora ngajeni”.

  10. Musha

    June 13, 2015 at 4:39 pm

    slamat datang dikota kami
    silahkn mampir didesa kami cepiring
    ada bebek ungkep istimewa

    • latifa

      July 30, 2015 at 3:15 am

      Dmn yg da rica2 mentog

  11. Hario Yono

    July 30, 2015 at 3:49 am

    Kota yang lengkap dengan wisata alam dari gunung hingga ke pantai

  12. Sobirin

    July 30, 2015 at 2:09 pm

    Selamat datang dikota beribadat mb’ lw lewat purin mampir roti bakar 88

  13. romy

    August 17, 2015 at 12:40 am

    Jadi ingat liburan keliling dari sukorejo sampai magelanģ jogja …

  14. Batman ndeso

    March 6, 2017 at 3:45 am

    Sukorejo dimana Q lahir, thx wat share jambu biji. Rekomen : Lokalisasi Mbah Sarem .hhh

Leave a Reply

Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending