Connect with us

Wisata

Buka Puasa di Masjid Pekojan Semarang

Published

on

ADA banyak pilihan menu buka puasa. Namun di masjid Pekojan Semarang Anda menemukan menu buka yang berbeda. Nama menunya adalah bubur India. Jika anda berbuka di sana, anda mendapat bonus nilai sejarah.

Ada 2 nilai yang bisa di nikmati dari bubur india masjid pekojan, yaitu bubur india yang merupakan kuliner khas ramadhan yang di sediakan secara gratis untuk berbuka puasa dan masjid pekojan yang telah berumur lebih dari 200 tahun dan memiliki cerita menarik.

Pertama dapat cerita mengenai bubur india masjid pekojan semarang ini melalui berita tivi, lalu iseng browsing dan dapatlah info lebih lengkapnya, beserta lokasi persisnya dimana. Ternyata masjid pekojan ini pernah aku datangi sebelumnya bersama seorang kawan baik yang gemar bercerita mengenai sejarah kota semarang.

Mesjid Pekojan terletak di jalan petolongan 1, tak jauh dari pecinan kota Semarang. Kalo dari jalan raya pekojan, mesjid ini terletak ngumpet di pojokan jalan petolongan 1.

Konon nama jalan Petolongan diambil dari sebuah kisah seorang ‘perempuan berkemampuan khusus’ yang mampu mengobati orang sakit bernama ‘Syarifa Fatimah’ sehingga karena beliau suka ‘menolong’ maka jalan tersebut pun di sebut ‘Petolongan’.

Syarifah Fatimah adalah seorang wanita keturujan Gujarat yang tidak menikah dan Syarifah Fatimah dimakamkan di masjid Pekojan ini, makamnya sering di ziarahi, khususnya oleh perempuan yang ‘meminta’ kesembuhan, dan kelancaran jodoh, ada tanggal tertentu dimana peziarah ramai berkumpul (maaf lupa tanggal berapa, padahal sudah di ceritakan oleh pengurus masjid yang baik hati berbagi cerita kepada kami)

Di dinding jalan yang berupa lorong ini bisa ditemukan semacam ‘prasasti’ dengan tulisan China yang konon katanya merupakan ‘doa’ agar di lorong tersebut di jauhkan dari marabahaya atau musibah, semacam tolak bala menurut kepercayaan tionghoa.

Masjid Pekojan merupakan salah satu masjid pertama di kota Semarang, dibangun oleh muslim pendatang Gujarat, diyakini sudah berumur lebih kurang 200 tahun, dibangun oleh Haji Muhammad Azhari Akwan tahun 1309 H (dilihat dari prasasti marmer di dalam masjid, maaf bila salah membaca huruf arab gundulnya).

Bangunan utama masih asli, bisa dilihat dari plafon kayu jati yang masih utuh, dinding muka dan tempat imam. Di sekeliling masjid sudah banyak perubahan dengan menambah bangunan pendukung. Menurut pengurus masjid yang bercerita kepada kami, air tanah dimasjid ini selalu berlimpah, dari awal masjid didirikan. Walaupun semarang di serang kemarau yang mengakibatkan air sumur di sekitar kering, tapi air di masjid ini terus berlimpah.

Di halaman masjid ini akan ditemukan banyak makam kuno, ada makam salah seorang keturunan pendiri masjid, serta makam beberapa imam dan pengurus masjid, yang bila di perhatikan dari bentuk pusara, pasti umur makam tersebut sudah hampir seumur dengan masjid. Salah satunya yang terletak di dinding muka.

Menurut pengurus masjid, saat makam akan dibongkar untuk membangun pelebaran masjid, di makam tersebut di temukan mayat yang masih utuh dengan kain kafan yang masih bersih, sehingga makam tidak jadi di pindah dan dinding masjid di buat miring mengikuti pinggiran makam tersebut. Ada juga makam salah seorang imam, yang konon pada masa hidupnya, beliau menghadiri shalat jumat di mekkah. Subhanallah…

Yang tak kalah luarbiasnya dari masjid ini adalah pohon ‘Bidara’ yang sangat berkhasiat. Pohon ini tumbuh di halaman muka dan samping masjid. buahnya kecil2 dan saat di cicipin terasa seperti makan apel, hanya lebih terasa sepat. Hmmm…seger juga siy…dan menurut beliau pohon (buah dan daunnya) tersebut bermanfaat banyak untuk bermacam penyakit yagn berhubungan dengan pencernaan, kolesterol, dll, juga bisa membantu untuk melemaskan otot ‘mayat’ yang sudah kaku…

Dan yang paling seru sewaktu mengunjungi masjid ini di bulan ramadhan adalah tersedianya ‘Bubur India’ untuk berbuka puasa. Apa itu bubur india..???

Bubur india merupakan penganan berbuka yang dibuat khusus setiap bulan ramadhan sebagai makanan untuk berbuka puasa. Makanan khas peninggalan para pendiri masjid yang berasal dari Gujarat, yang oleh penduduk setempat di sebut orang india, sehingga bubur buatan mereka Di beri nama ‘Bubur India’. Bubur india terbuat dari beras, dimasak dengan tambahan rempah-rempah yang memberikan rasa gurih pada bubur nasi.

Sebagai penambah nikmat rasa bubur akan di tambahkan topping berupa kuah sayur, waktu saya mencoba sayurnya adalah sayur lodeh dengan kuah santan yang gurih (setiap hari sayurnya berbeda) serta sepotong telur dadar. Dihidangkan dalam mangkok plastik seporsi penuh (waktu saya mencoba, saya tidak dapat menghabiskan seporsi bubur india, karena terlalu banyak untuk makanan buka puasa bagi saya). Sebagai pelengkap berbuka puasa disediakan minuman berupa kopi susu encer dan beberapa butir kurma.

Pada saat saya berkesempatan ke masjid pekojan, waktu berbuka masih 30 menit,dan sambil menunggu saat berbuka puasa, jamaah masjid bersantai sambil mendengarkan tausiah. Usai tuasiah, 5 menit sebelum berbuka, jamaah masjid langsung berhambur di teras samping yang telah tersusun rapi bubur india, menempatkan diri di tiap porsi bubur india.

Menit-menit menuju berbuka puasa, jamaah bersalawat dan tak lama beduk adzan maghrib berkumandan. Tanpa di komando, semua langsung berbuka puasa. Luar biasa nikmat berbuka puasa bersama, minum kopi susu, kurma, dan makan bubur india. Saya duduk diantara segerombolan bocah2, dan mereka terlihat lahap menyantap bubur india, dan hebatnya mereka menandaskan seporsi penuh bubur india.

Usai makan, setiap orang membawa mangkok dan gelasnya ke pojokan, dan segera berwudhu untuk shalat maghrib berjamaah.

Alhamdulillah….luar biasa pengalaman berkunjung ke masjid Pekojan, saya mendapat cerita sejarah masjid langsung dari pengurus masjid yang sepertinya masih asli keturunan muslim gujarat (maaf saya lupa bertanya nama beliau) dan bisa menikmati makan bubur india yang nikmat.

Oleh Elvi Bandana, di http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2010/08/26/berbuka-puasa-di-masjid-jami-pekojan-semarang-dan-bubur-india-yang-istimewa/

 

 OBJEK WISATA |   HOTEL & PENGINAPAN | KULINER| TOUR AND TRAVEL | BUKA PUASA

Continue Reading
3 Comments

3 Comments

  1. susiswo - banten

    June 23, 2011 at 10:53 am

    saya sih lama di semarang tapi belum sempat ikut merasakan nikmatnya bubur india yang disediakan oleh ta’mir masjid pekojan, dulu waktu saya kerja di pekojan 82 sering datang pas dzuhur/ashar bahkan tiduran di serambinya nunggu habis jam istirahat. dan awal 1985 pekojan 82 dipindahkan ke banyumanik 88 yang sekarang gulung tikar. tak lupa salam buat rekan-rekan eks.pt.mega rubber factory.

  2. Portal Semarang

    June 23, 2011 at 11:12 am

    Sampai sekarang tradisi buka bersama dengan bubur India di masjid Pekojan masih berlangsung. Pak Susiswo bisa mencobanya Ramadhan tahun ini, tidak lama lagi, sambil bernostalgia. Salam hangat Pak Susiswo.

    • susiswo - banten

      August 19, 2011 at 9:13 am

      Mohon ma’af saya baru buka web portal semarang, memang rencana sih ada pas dugderan mau datang ke semarang berhubung suatu hal tertunda juga. Insya Allah nanti pas 10 Syawal yang bertepatan dengan Khoul Mbah sholeh ndarat ( KH. Sholeh ) saya usahakan ke sana tak lupa mampir juga ke Masjid Jami’ Pekojan yang dulu penuh kenangan .dalam hidupku. Teriring salam buat keluarga Portal Semarang.

Leave a Reply

Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending